Artikel
WhatsApp Sebagai Media Peningkat Kemampuan Tata Bahasa bagi Siswa Tunarungu

WhatsApp Sebagai Media Peningkat Kemampuan Tata Bahasa bagi Siswa Tunarungu

 

 

Oleh : Jun Sabdajati Pinunjul, S.Pd

Bahasa Indonesia memiliki aturan atau kaidah-kaidah tertentu dalam pengguanaanya. Kaidah tersebut antara lain, seperti tata bunyi, tata bentu maupun tata kalimat. Kaidah-kaidah dalam penggunaan bahasa itu sangat penting untuk dikuasai. Hal tersebut berfungsi untuk menghindari kesalahan dalam penggunaanya. Selain kesalahan penggunaan kaidah-kaidah bahasa juga untuk mempermudah seseorang mengetahui pesan yang akan di sampaikan. Kaidahkaidah dalam bahasa disebut dengan tata bahasa. Salah satu sub materi tata bahasa adalah bidang sintaksis atau disebut juga dengan tata kalimat. Menurut Ramlan, sintaksis adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar kata, frase, klausa atau kalimat yang satu dengan kata atau frase (
2001:18). Dalam sintaks sendiri memiliki beberapa aspek pembahasan salah satunya yaitu struktur bahasa. Penggunaan struktur bahasa yang kurang tepat sering ditemukan pada siswa tunarungu.

Anak tunarungu adalah anak yang memiliki hambatan pada bagian pendengaranya sehingga tidak dapat mendengarkan bunyi secara sempurna atau bahkan tidak mampu mendengar sama sekali. Hal ini berdampak pada pemerolehan bahasa reseptif anak tunarungu yang tidak sempurna. Karena apa yang didapatnya tidak sempurna menyebabkan anak tunarungu memiliki kosa kata yang terbatas. Keterbatasan kosa kata yang dimiliki oleh anak tunarungu mengakibatkan kurang teraturnya struktur bahasa yang dimiliki. Pembelajaran tentang struktur bahasa biasa diberikan di sekolah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun untuk
siswa tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) selain di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, jenjang SDLB dan SMPLB materi pelajaran Bahasa Indonesia tergabung dengan beberapa mata pelajaran lain yang disebut dengan tematik. Dengan system tematik, pembelajaran yang mengandung materi tentang struktur kalimat dapat diberikan pada setiap jam mata pelajaran dengan materi yang disesuaikan.

Terbatasnya waktu belajar di sekolah menjadi salah satu factor bagi sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya untuk menyusun pembelajaran yang efektif dan efisien. Dimasa pandemi Covid 19 ini pembelajaran yang awalnya dilaksanakan secara tatap muka berubah menjadi pembelajaran secara daring. Hal tersebut menjadi beban tersendiri, tidak hanya bagi pendidik namun juga siswa dan orang tua. Diperlukan adaptasi yang maksimal serta dukungan dari pihak sekolah guru beserta orang tua agar perubahan system pembelajaran dari luring menjadi daring dapat berjalan secara baik. Kemampuan beradaptasi tersebut akan sangat mempengaruhi keefektifan pembelajaran. Materi yang akan diberikan kepada siswa juga harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Model pembelajaran daring juga menuntut seorang guru, siswa dan orang tua untuk mampu menguasai teknologi. Penguasaan penggunaan teknologi
akan membantu proses pembelajaran daring secara maksimal.

Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan, ditemukan bahwa kemampuan penggunaan struktur bahasa yang dimiliki oleh tunarungu sangatlah terbatas. Keterbatasan tersebut berupa susunan kalimat yang kurang pas dan terbolak balik, penggunaan kata yang kurang sesuai, serta sering kurangnya huruf dalam penulisan sebuah kata. Hal tersebut dapat ditemukan ketika siswa tunarungu berkomunikasi menggunakan aplikasi chatting dan media social seperti whatsapp dan facebook. Dalam menjalankana komunikasi penulis membuat group whatsapp kelas yang berisikan siswa tunarungu. Dari group kelas tersebut didapatkan bahwa
siswa tunarungu sering kurang tepat dalam dalam menyusun kalimat. Kalimat yang disampaikan tidak sesuai dengan struktur kalimat yang baik. Struktur kalimat masih terbalik dan dalam penulisan kata masih ditemuka huruf-huruf yang tidak lengkap. Selain dari group whatsapp, keterbatasan kemampuan tunarungu dalam hal struktur bahasa juga dapat dilihat dari facebook siswa. Dari status yang ditulis siswa ditemuka kalimat-kalimat yang struktur kalimatnya terbolak balik. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran secara intens guna meningkatkan kemampuan siswa tunarungu dalam hal struktur bahasa dengan media yang sesuai.

Media Pembelajaran Yang efektif dan Efisien

Media pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pemilihan media pembelajaran sendiri harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Penggunaan alat juga harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Ditambah dimasa pandemi ini guru dituntut untuk cerdas memilih media yang akan digunakan. Hal tersebut mengingat proses pembelajaran selama masa pandemi ini dilaksanakan secara daring, bukan luring atau tatap muka. Merancang atau memilih media yang efektif dan efisien dalam pembelajaran khsusunya bagi siswa tunarungu dapat dilihat dari beberapa factor antara lain, (1) media yang sederhana sehingga mudah dipahami siswa; (2)
media yang tidak rumit sehingga tidak membuat siswa menjadi bingung; (3) media yang digunakan harus sesuai dan mendukung materi yang akan diajarak.

Media pembelajaran bagi siswa tunarungu adalah media yang berpusat pada visualisasi. Karna indra yang penerima informasi yang dominan dari tunarungu adalah visual atau penglihatan. Berdasarkan hal tersebut media whatsapp sangat sesuai digunakan untuk media pembelajaran bagi siswa tunarungu. Kelebihan dari media whatsapp sendiri antara lain adalah mampu mengirim media gambar atau video dalam jumlah banyak, dapat langsung terhubung dengan kontak yang ada, dapat memberikan pesan ke banyak orang, tidak terlalu banyak menguras kuota internet, mendukung pengiriman berbagai jenis file dan interaksi dapat dilakukan setiap waktu. Wahatsapp juga merupakan aplikasi yang sudah familiar bagi siswa tunarungu.

Penggunaan Media WhatsApp
Media whatssapp saat ini sudah sangat banyak digunakan dalam pembelajaran. Whatsapp sendiri merupakan aplikasi instant massaging dengan bantuan internet yang memberikan fitur pendukung yang lebih kompleks dan menarik. Whatsapp sendiri merupakan aplikasi yang sudah popular diguakan oleh masyarakat pada umumnya dan siswa tunarungu pada khususnya. Dalam kegiatan komunikasi antara guru dan siswa baik sebelum dan semasa pandemic aplikasi whatsapp sudah digunakan menjadi menjadi media komunikasi kelas. Pelaksanaan penggunaan media whatsapp untuk peningkatan kemampuan tata bahasa bagi siswa tunarungu sangatlah mudah. Pemilihan media whatsapp sebagai media belajar dikarenakan karena familiar bagi tunarungu juga merupakan aplikasi yang mudah digunakan. Penggunaan media whatsapp untuk peningkatan kemampuan struktur bahasa tidak terkhusus dalam satu mata pelajaran. Namun dapat digunakan ke semua mata pelajaran. Bahkan ketika sedang melakukan chating tidak formal, pembelajaran struktur bahasa tetap bisa dilaksanakan. Dalam pembelajaran menggunakan media whatsapp ini diperlukan kedekatan personal antarguru dan siswa. Kedekatan personal antarguru dan siswa akan melancarkan terjadinya komunikasi di dalam group. Jika tidak terjadi kedekatan personal, siswa akan enggan untuk melakukan komunikasi secara intens melalui whatsapp. Sehingga proses pembelajarann menjadi terhambat.

Dalam proses pembelajaran menggunakan media whatsapp tugas guru cukup mudah antara lain, (1) memberi tanda icon silang (x) jika kalimat ataupun struktur bahasa yang dikirim oleh siswa tidak benar; (2) memberikan tanda icon jempol jika kata dan struktur kalimat yang dikirim oleh siswa benar; (3) memberikan balasan kepada siswa jika terdapat kata atau struktur kalimat yang kurang benar, dengan cara menuliskan kata atau struktur kalimat yang benar. Dengan kegiatan tersebut guru dapat memantau dan memberikan pembelajaran lebih lama dan tidak terbatas jarak dan waktu. Siswa juga akan lebih sering mengetahui mana kata dan struktur kalimat yang benar. Dengan intensnya kegiatan pembelajaran, siswa dapat mengetahui kata dan struktur kalimat yang benar karena pembetulan kesalahan berbahasa dapat dilakukan secara langsung. Pembelajaran berbasis aplikasi WhatsApp ini dapat berjalan tidak hanya ketika berada di
sekolah, namun juga di luar sekolah. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan dari orang tua, komunitas, dan masyarakat agar media ini dapat digunakan secara maksimal untuk pembelajaran kosa kata dan struktur kalimat bagi tunarungu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *